Selasa, 26 Januari 2016

Sekilas Tentang Gerabah Bayat


Gerabah khas Bayat memiliki ciri khas yang berbeda jika dibandingkan dengan yang berasal dari daerah lain, terutama yakni

-       Teknik putaran miring saat pembuatannya

-       Gerabah khas Bayat juga memiliki warna coklat polos, dan tidak menggunakan sentuhan warna-warni lainnya.

-       Produksi gerabah dengan pola batik. Beberapa vas bunga, atau seperangkat meja dan bangku, diberi sentuhan pola batik yang unik dan menarik sehingga kerajinan yang dihasilkan dapat merambah pasar internasional antara lain ke Kanada, Spanyol, Jepang, dan juga Belanda. Gerabah yang ia ekspor itu memang tak lepas dari nama besar gerabah Bayat, yang memang sudah terkenal dan banyak diminati oleh orang asing

-          Gerabah Bayat itu lebih bagus, karena bahan dasarnya adalah tanah dari pengunungan, sehingga lebih kuat dan tahan lama, itulah salah satu alasan mengapa orang banyak yang mencari gerabah Bayat “
Desa yang menjadi sentra industri kerajinan gerabah dan keramik di Kota Bersinar ini sudah berumur ratusan tahun silam, hingga kini usaha kerajinan gerabah masih mampu bertahan dan tumbuh berkembang. Aneka kerajinan gerabah dan keramik diantaranya, pot bunga, gentong, piring, dan peralatan rumah tangga lainnya. Harganya sangat beragam, mulai dari puluhan ribu hingga ratusan ribu rupiah. Guna mengikuti perkembangan jaman, para pengrajin di desa mulai melakukan berbagai inovasi baru untuk menghasilkan karya yang mempunyai nilai seni tinggi.
Teknik putaran miring ini salah satu unggulan cara pembuatan gerabah di perajin bayat . Teknik pembuatan gerabah dengan cetakan miring ternyata menarik perhatian berbagai kalangan, termasuk seorang peneliti asal Jepang, yakni Profesor Chitaru Kawasaki. Peneliti keramik Jepang ini sempat melakukan penelitian lebih dalam mengenai teknik cetakan miring Bayat ini.Saking sukanya ia dengan teknik cetak miring ini, peneliti tersebut sempat memberikan bantuan pembangunan gedung Laboratorium Pusat Pelestarian Budaya Keramik Putaran Miring Melikan.
          Teknik putaran miring ini teknik pembuatan gerabah yang hanya dapat dijumpai di dukuh Pagerjurang dan di desa Melikan secara keseluruhan sebagai pusat pembuatan gerabah. Teknik pembuatan gerabah disini tumbuh sejak masa Sunan Bayat, sekitar tahun seribu tujuhratus.
Pengamat sejarah, menjelaskan bahwa teknik miring pembuatan gerabah ini tak lepas dari nilai kebudayaaan,
 
Penyajian pecel lele dengan piring oval
Penyajian Wedang Susu panas 
(Tungku kecil,Mug, Cawan, Mangkuk kecil)






sumber : http://sofiakeramik.blogspot.co.id/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih telah mengunjungi blog kami, komentar yang sopan sangat kami hargai